Traveling bareng memang seru, tapi pernah, nggak, sih, kamu berantem sama teman-teman gara-gara nggak kompak urusan rencana perjalanan?
Iseng scroll lini masa Instagram, melintas foto kawan seangkatan yang lagi jalan-jalan ke Lombok bareng teman-teman SMP lainnya. Bete, sejak setahun lalu nggak pernah diajak kalau mereka ada trip ramai-ramai. Setelah coba diingat-ingat lagi, terakhir pergi sama mereka berujung ke-kzl-an yang haqiqi sebab renjal yang sudah dibuat rapi jali berujung kacau balau. Tak seorang pun menikmati liburan. Ujung-ujungnya berantem dan semua berpencar ke tempat kesenangan masing-masing.
Pernah begitu?
Kalau dipikir-pikir, permasalahannya mungkin kita sendiri yang sebenarnya tidak mengenal karakter teman jalan. Kalau prefer solo traveling, ya monggo. Mau ke mana saja, sok. Atur, bro. Akan beda jadinya ketika harus pergi beramai-ramai, wajib kesampingkan ego karena happiness is better when shared.
Lagipula apalah artinya jalan-jalan jika hanya melakukan hal-hal seputar zona nyaman. Nggak belajar namanya. Betul, kan?
Berikut ini beberapa karakter yang sering ada dalam kelompok pertemanan. Simak, ya, siapa tahu berguna ketika kamu ditunjuk jadi penggagas renjal yang jurdil—jujur dan adil.
[wpsm_numhead num=”1″ style=”4″ heading=”2″]Anak Hipster Masa Kini[/wpsm_numhead]
Sudah bisa ditebak, salah satu motivasinya ikut melancong adalah untuk feed Instagram. Eits, jangan pandang sebelah mata dulu. Tipe ini sudah pasti jadi “brand ambassador” kuat bagi tempat-tempat wisata. Tanpa mereka, belum tentu destinasinya bisa meluas dikenal. Bukan hanya dari unggahan konten yang diintip 3.456 pengikutnya, tapi juga lewat testimoni yang tersebar dari mulut ke mulut melalui koneksi pertemanan mereka.

Saat kebetulan harus jalan bareng mereka, jangan heran kalau landmark ada di prioritas paling akhir. Coba buat renjal ke coffee shop yang lagi hits, restoran healthy food, atau kafe pinggir pantai yang menyajikan lagu-lagu beat instrumental kekinian.
[wpsm_numhead num=”2″ style=”4″ heading=”2″]Si Pencinta Seni Budaya[/wpsm_numhead]
Tambahkan renjal ke museum setempat atau pameran lokal kalau ini tipe salah satu temanmu. Lebih asyik lagi kalau kebetulan ada workshop, bisa mampir sekaligus belajar.

Coba lobi satu rombongan untuk ikutan, agar wisata nggak melulu hedon soal feed, tapi ada ilmu yang bisa diambil. Investasi jangka panjang, lho.
[wpsm_numhead num=”3″ style=”4″ heading=”2″]Sang Petualang Alam Terbuka[/wpsm_numhead]
Yang ini harus kroscek dua kali. Pastikan dulu seberapa ekstrem kadar petualangan kegemarannya, lalu bandingkan dengan level adrenalin rombongan yang akan ikut. Kalau hanya ada 2 orang yang pengin main paralayang, sementara 3 yang lain cukup puas dengan gowes cantik karena nggak yakin sama ketinggian, nah berarti inilah saatnya kalian menyesuaikan satu sama lain sebelum memilih tempat wisata alam yang akan dikunjungi.
Jangan sampai bikin anak orang jantungan, ya.
[wpsm_numhead num=”4″ style=”4″ heading=”2″]Ke Mana Saja yang Penting Wiskul[/wpsm_numhead]
??: Jalan kali ini mau ke mana, nih?
??: Ke mana aja, guys, yang penting Nasi Pedas Bu Andika, Warung Mak Beng, semua warung nasi ayam dari Kedewatan sampai Bu Oki. Oh, betutu juga. Merapat pulangnya beli pie. Jangan yang susu, ya—bosen. Legong aja.
Dengan keberadaan teman macam ini, kamu pun akan dibawa bertualang kuliner khas dan pastinya nggak pusing menentukan tempat makan. Percayakan padanya buat daftar wiskul, mulai yang mainstream sampai yang jarang diketahui orang. Seru, pasti!
[wpsm_numhead num=”5″ style=”4″ heading=”2″]Si Pasrah[/wpsm_numhead]
Di antara semuanya, pasti ada salah satu Si “Terima Jadi”. Susah-susah gampang, sih, sebetulnya. “Terserah, gengs,” itu selalu jawaban pamungkasnya.
Sebelum menulis Renjal, coba ngobrol sekali lagi. Minta dia cari referensi tempat-tempat yang menurutnya menarik. Jangan sampai pas sudah jalan nanti dia malah cemberut karena nggak ada yang menyenangkan baginya.
Ada, nggak, salah satu tipe temanmu yang disebutkan di sini?