Jangan langsung sensi dulu kale, ini bukan tentang mental bangsa terjajah yang apa-pun-asal-dari-bule-pasti-keren, ya. Tak sedikit, kok, kebiasaan traveler asing yang negatif. Intinya, yang baiknya kita teladani, yang jeleknya kita tiru tapi jangan sampai ketahuan. Lhoh~
Jadi, apa saja kira-kira yang menarik dipelajari dari kebiasaan traveler asing melakukan perjalanan?
[wpsm_numhead num=”1″ style=”4″ heading=”2″]Solo traveling Nggak Bikin Mati Gaya[/wpsm_numhead]

Masih jarang traveler nusantara yang ber-solo traveling. Alasannya biasanya ya takut mati gayalah sampai nggak ada yang motoin. Bagi traveler asing, tampaknya jalan-jalan sendiri itu justru lebih mengasyikkan. Bertemu teman baru, menemukan diri sendiri, dan mengukur kemampuan diri.
[wpsm_numhead num=”2″ style=”4″ heading=”2″]Mendatangi Tempat yang Berbudaya, Nggak Mesti Instagramable[/wpsm_numhead]

Kebiasaan traveler nusantara adalah mengejar tempat-tempat instagramable yang sedang heits! Pokoknya didatangin, deh, semua! Berbeda dengan traveler asing yang kebanyakan suka mendatangi tempat-tempat berbudaya tradisional. Nggak penting lagi akankah catchy di media sosial atau tidak. Bahkan tak jarang mereka mematikan notifikasi medsosnya. Nggak semuanya, sih, tapi kebanyakan seperti itu.
[wpsm_numhead num=”3″ style=”4″ heading=”2″]Tinggal Lama di Satu Tempat[/wpsm_numhead]

Nggak mengejar destinasi, traveler asing acap lebih memilih untuk menetap di satu tempat dalam jangka lama demi menyesap pengalaman berbudaya di tempat yang didatangi secara lebih maksimal. Berbeda dengan traveler kita yang punya kecenderungan mendatangi banyak tempat dalam sehari, supaya semua spot kesampaian semua. Hayooo, kamu termasuk yang seperti ini, nggak?
[wpsm_numhead num=”4″ style=”4″ heading=”2″]Berinteraksi dengan Warga Lokal[/wpsm_numhead]

Satu hal yang membuat perjalanan menjadi lebih bermakna adalah ketika kita berinteraksi dengan warga lokal. Walau ada keterbatasan bahasa, tapi halangan itu tidak menahan traveler asing berinteraksi lewat kata dengan orang lokal. Tip ini bisa kita tiru, deh. Meski dengan bahasa tarzan sekalipun, cobalah memulai percakapan dengan penduduk lokal saat melakukan perjalanan. Siapa tahu kamu bakal menemukan cerita seru yang belum ada di Google!
[wpsm_numhead num=”5″ style=”4″ heading=”2″]Nggak Saltum dan Ribet[/wpsm_numhead]

Pernah merasa ribet, nggak, sih dengan busana yang dipakai pas traveling? Jalannya cuma dua malam, tapi bawa baju seabrek! Ini bakal bikin ribet hidupmu, dan nggak praktis banget untuk dilakukan selama traveling. Menyesuaikan busana dengan tujuan traveling-mu akan membuat lebih enjoy saat jalan-jalan. Bawa baju secukupnya saja, toh kan kamu nggak bakalan fashion show juga di sana. Tul, nggak?
Apa lagi, ya, kebiasaan positif traveler asing yang bisa kita teladani? Tambahin, dong…